MarijoTorangBaDaftar
IMG-20241022-WA0008
1692719152-img20241022wa0226
previous arrow
next arrow

Begini Perayaan Waisak di Vihara Buddhayana Kota Tomohon Saat Gerhana Bulan

0
134

Makasiow.com, Tomohon – Hari raya Waisak merupakan hari raya umat Buddha dalam memperingati akan 3 peristiwa penting, yaitu kelahiran, penerangan agung, dan kematian Buddha Gautama.

Perayaan hari raya Waisak di tahun 2021 ini, jatuh pada Rabu (26/5/2021), tentunya sangat berbeda dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam situasi pandemi covid-19

Sesuai dengan Sangha Agung Indonesia, tema perayaan tahun ini ialah Eling dan Waspada Membangun Kepedulian Sosial.

“Sesuai dengan temanya, kita harus membangun kepedulian sosial dengan penerapan protokol kesehatan,” ujar Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Sulut, Song Khosama.

Seperti halnya perayaan Waisak di Vihara Buddhayana Tomohon, Song Khosama mengatakan, perayaan Hari Waisak ditahun ini sangat menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti ketersediaan tempat cuci tangan, penggunaan masker dan pembatasan umat yang sembhayang.

“Untuk tahun ini, yang datang beribadah hanya umat yang berkedudukan atau tinggal dekat dengan Vihara. Yang dari Kotamobagu, Amurang dan lainnya, kami tidak undang mengingat kapasitas gedung,” ujar Song Khosama.

Song Khosama pun menjelaskan ada 4 bentuk peribadatan dalam menyambut Waisak tahun ini, di Vihara tersebut.

Pertama, Puja pelita Waisak (pukul 10.00), yang merupakan ibadah untuk memberkati dan mendoakan para donatur yang telah membantu perayaan waisak tahun ini, dengan membaca parita pemberkahan.

Kedua, Sang Kung (11.00), yaitu persembahan tertinggi kepada Buddha Bodhisatwa dan para Mahkluk yang suci.

Ketiga, Doa Pertobatan (14.00), dimana umat membacakan doa kepada 88 Buddha sbagai doa permohonan pertobatan untuk mengakui segala kesalahan di tahun yang lalu maupun kehidupan yang lampau.

Keempat, Pujabakti dan Meditasi menyambut detik-detik waisak, yang bertepatan dengan gerhana bulan penuh, sekira 19.13 sampai 19.25.

“Dimana pada peribadatan keempat dimaknai sebagai saat di mana Buddha mencapai penerangan sempurna,” ujar Song Khosama.

Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Provinsi Sulut itu berharap agar pandemi covid-19 ini cepat berlalu

“Kiranya tahun-tahun yang akan datang perayaan sudah dalam keadaan bebas dari Covid-19,” tandasnya (*/jud)