MarijoTorangBaDaftar
IMG-20241022-WA0008
1692719152-img20241022wa0226
previous arrow
next arrow

Ganjar-Mahfud, Ferry Liando “Warning” Matahari Kembar

0
70

Manado, Makasiow News — Sosok Mahfud MD, Menteri Kordinator Politik Hukum dan Ham (Menkopolhukam) menjadai pembicaraan setelah dirinya diumumkan PDI Perjuangan, sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) menemani Ganjar Pranowo.

Menurut pengamat Politik, Ferry Liando, melihat dari sisi intelektual dan keberanian, menggandeng Prof Mahfud MD merupakan langkah tepat.

“Di berbagai negara, tampilnya kaum cendekiawan sebagai top eksekutif ternyata membantu negara pada kemajuan,” kata Liando.

Lanjutnya, namun demikian dari sisi elektoral, Tim pemenagan Nasional dan koalisi Partai politik harus bekerja keras.

“Sebab Prof Mahfud banyak dikenal juga sebagai Tokoh Nahdatul Ulama (NU), maka dengan demikian kekuatan NU akan terpecah pada 3 pasangan.

“Selain suara akan terbagi dengan pasangan Ganjar dan pak Mahfud, suara juga akan terbagi pada pasangan pak Anis Baswedan dan pak Muhaimin Iskandar serta pada pak Prabowo dan pasangannya. Pak Muhaimin adalah ketua PKB, meski secara struktural NU bukan underbouw-nya PKB namun secara emosional dan historis, antara PKB dan NU memiliki hubungan. Sedangkan Ibu Yenny Wahid yang merupakan cucu pendiri NU kini mendukung pak Prabowo,” ujarnya.

Kemudian, katanya lagi, jika nanti yang akan terpilih sebagai top eksekitif adalah Ganjar-Mahfud maka kemungkinan keduanya akan mengalami kesulitan dalam penyelenggaraan negara.

“Dari sisi pengalaman pemerintahan, pak Ganjar sangat berbeda jauh dengan pak Mahfud. Selain lebih senior pak Mahfud pernah menjabat Ketua MK (Mahkama Konstitusi), pernah menjadi anggota DPR RI dan berkali-kali menjadi anggota Kabinet. Sehingga potensi yang akan terjadi ketika keduanya berkuasa adalah munculnya dua matahari dalam kekuasaan eksekutif,” jelasnya.

Lanjut Liando, Pada pidato penetapannya, Mahfud mengatakan akan menggunakan segala pikirian dan pendiriannya ketika akan terpilih.

“Jika pikiran dan pendiriannya akan berbeda dengan Presiden maka potensi konflik akan terjadi. Jika terdapat dua matahari maka gerbong birokrasi akan terpecah belah sehingga berpotensi menganggu jalannya pemerintahan,” pungkasnya.

(dede)