MarijoTorangBaDaftar
IMG-20241022-WA0008
1692719152-img20241022wa0226
previous arrow
next arrow

Kemanakah Arah Sistem Pemilu 2024? Tertutup atau Terbuka

0
105

Manado, Makasiow News – Menuju Pemilu 2024, muncul perdebatan sengit terjadi di kalangan politisi, aktivis, dan masyarakat umum mengenai sistem pemilu yang akan digunakan dalam pemilihan umum 2024.

Fokus perdebatan ini terutama tertuju pada pilihan antara sistem Proporsional tertutup dan Proporsional terbuka.

Sistem pemilu proporsional merupakan prinsip yang digunakan dalam pemilihan yang bertujuan untuk mencerminkan perwakilan partai politik dalam parlemen secara proporsional. Namun, perbedaan pendapat muncul ketika membahas apakah sistem ini harus dijalankan dengan cara yang terbuka atau tertutup.

Para pendukung sistem proporsional tertutup berpendapat bahwa pendekatan ini memberikan stabilitas dan kepastian dalam perwakilan politik. Dalam sistem ini, pemilih memilih partai politik, bukan kandidat individual.

Di sisi lain, para pendukung sistem proporsional terbuka menyuarakan kepentingan akan partisipasi publik yang lebih besar dan transparansi yang lebih tinggi.

Dalam sistem ini, pemilih memilih kandidat individual dan partai politik secara bersamaan.

Berikut penjelasan singkat tentang Sistem Proporsional terbuka dan sistem Proporsional tertutup :

  • Sistem Proporsional Tertutup: Dalam sistem pemilu proporsional tertutup, pemilih memberikan suaranya kepada partai politik. Partai politik kemudian menentukan urutan kandidat pada daftar calon mereka. Kursi di parlemen didistribusikan berdasarkan perolehan suara keseluruhan partai politik. Artinya, pemilih tidak memiliki pengaruh langsung dalam menentukan kandidat mana yang akan menduduki kursi di parlemen.Keputusan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab partai politik.
  • Sistem Proporsional Terbuka: Dalam sistem pemilu proporsional terbuka, pemilih memiliki kebebasan untuk memilih kandidat individual dan partai politik secara bersamaan. Pemilih dapat memberikan suara langsung kepada kandidat yang mereka pilih. Kursi di parlemen didistribusikan berdasarkan kombinasi perolehan suara partai dan preferensi pribadi pemilih. Dalam sistem ini, pemilih memiliki pengaruh lebih langsung dalam menentukan kandidat mana yang akan mewakili mereka di parlemen