MarijoTorangBaDaftar
IMG-20241022-WA0008
1692719152-img20241022wa0226
previous arrow
next arrow

Kemenkes Catat 3341 Kasus Campak, Steaven Dandel: Manado Belum Ada Laporan Kasus

0
66
Ilustrasi gambar campak

Manado, MakasiowNews.com – Kementrian Kesehatan mencatat kenaikan kasus campak di Indonesia yang sangat tinggi pada tahun 2022.

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine,pada kurun waktu dari Januari hingga Desember 2022 tercatat lebih dari 3.341 laporan kasus yang menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi.

“Kalau kita bandingkan dengan keadaan di 2021, memang ada peningkatan yang cukup signifikan. Meningkat kurang lebih 32 kali lipat,” jelas dr. Prima, seperti dilansri dari cnbcindonesia.com.

Pria menjelaskan melonjaknya kasus campak di Indonesia karena keterbatasan capaian target imunisasi pada tahun 2020 dan 2021. Sehingga anak-anak yang tidak diimunisasi semakin banyak dan kasus penularan semakin cepat.

Berdasarkan data Kemenkes, terdapat 34 kabupaten dan kota dari 12 Provinsi yang telah menetapkan campak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), yaitu Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Di Kota Manado sendiri, kasus campak belum sampai hari ini.

“Untuk campak sampai hari ini kita belum ada laporan spesifik adanya kasus yang merebak,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado, Steaven Dandel melalui pesan whatsapp, Senin (23/1/2023).

Campak sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak. Penularannya melalui droplet saat batuk, bersin, atau berbicara dan cairan hidung.

Gejala yang dikeluhkan penderita campak adalah demam tinggi, batuk, pilek, dan radang mata. Kemudian, dua hingga empat hari setelah gejala awal akan muncul bintik-bintik kemerahan pada seluruh tubuh.

(Dede)